Selasa, 14 April 2009

PEMBUATAN PAKAN BENTUK PELLET

Karakterisasi
Karakterisasi merupakan tahap awal yang selalu digunakan dalam proses pengolahan. Karakterisasi yaitu pengumpulan dan evaluasi terhadap informasi yang dimiliki bahan meliputi:
sifat fisik, kimia dan biologis
Fungsi bahan secara biologis dan social
Nilai ekonomi bahan (harga dan kompetisi)
Ketersediaan (produksi dan kelangkaan)

Seleksi
Seleksi adalah mempertimbangkan apa yang dimiliki dan apa yang dikehendaki. Seleksi ini dimulai dari informasi yang didapatkan dari karakterisasi merumuskan tujuan pengolahan bahan pakan, kemudian analisis dari bahan pakan dilihat dari segi positif dan negatif dari penggunaannya. Setelah dilkukakan seleksi maka akan dihasilkan bahan-bahan pilihan

Receiving
Pengadaan bahan pakan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan bahan pakan adalah:
Bahan baku yang dibeli berkualitas bagus yang telah dilengkapi dengan hasil analisis laboratorium
Daerah untuk penerimaan dan pembongkaran bahan baku harus bersih dan drainase yang baik
Transportasi yang akan digunakan untuk mengangkut bahan baku harus diperiksa keadaan fisik dan kebersihannya. Kendaraan untuk mengangkut ternak tidak digunakan untuk mengangkut pakan.

Pengelolaan bahan pakan
Pengambilan sampel bahan pakan dilakukan pada saat awal, pertengahan dan di akhir pemuatan dan diambil pada 5 tempat pada kemasan material yaitu 4 sudut dan bagian tengah. Pengambilan sampel ini diambil dengan arah diagonal. Apabila bahan baku berupa cairan pengambilan sampel dapat dilakukan setelah bahan cair tersebut didiamkan 5 menit.
Semua sampel harus diletakkan pada peti yang besar kemudian dicampur dan sebanyak ¼ sampai dengan ½ kg diletakkan pada temapat tertentu untuk identifikasi. Identifikasi yang dilakukan adalah tanggal, nomor kendaraan, bahan baku, jumlah penerimaan, nama pemasok dan nama pengambil sample.
Semua sample dan produk harus dijaga dari kerusakan yang disebabkan oleh tikus, serangga, kelembaban dan jamur. Pencegahannya dapat ditempatkan di dalam freezer.
Penyimpanan bahan pakan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan bahan pakan adalah:
Tempat penyimpan pakan harus bersih dan kering
Tipe penyimpan pakan harus mudah mengalirkan pakan dengan sudut kemiringan kurang lebih 260
Tempat penyimpan pakan/bin harus sering dibersihkan. Hal ini untuk menghindari pencemaran pakan. Pakan yang menempel pada bagian yang tidak terjangkau akan tertinggal di dalam bin untuk beberapa saat lamanya dan kemungkinan akan keluar sedikit demi sedikit terbawa oleh aliran bahan pakan berikutnya

Material Processing
Berdasarkan sifat, fungsi dan tujuannya pengolahan bahan pakan terdiri atas:
Proses Fisik
Proses fisik yang dilakukan antara lain:
  • Proses thermal
Proses thermal yaitu proses pengubahan secara fisik bahan pakan dengan suhu dan dilakukan dengan melihat sifat kimiawi dari bahan pakan tersebut. Tujuannya adalah untuk menghilangkan komponen antinutrisi, meningkatkan kecernaan dan meningkatkan palatabilitas. Proses thermal dapat dilakukan secara basah atau kering. Kerugian dari proses thermal adalah non-enzymatic browning reaction untuk bahan tertentu.
  • Proses perubahan bentuk
Proses perubahan bentuk dilakukan untuk mengurangi reduksi ukuran bahan pakan sehingga lebih mudah dalam proses lanjutan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan homogenitas, densitas dan memperluas permukaan bahan pakan. Proses perubahan bentuk ini antara lain dengan cara grinding (penggilingan), rolling (penghancuran), cracking (pemecahan) atau dengan cutting (pemotongan). Proses reduksi ukuran bahan pakan ini tergantung dari sifat fisik bahan pakan itu sendiri.
  • Perubahan densitas
Perubahan densitas yaitu proses pengubahan tingkat kepadatan dari bahan pakan yang nantinya akan lebih mempermudah dalam proses lanjutan produk intermediet maupun penggunaan produk
  • Pewarnaan
Pewarnaan dilakukan untuk meningkatkan nilai kompetitif dari produk. Pewarna yang digunakan biasanya pewarna alami yang dibuat dari tumbuhan seperti carotene dan cucurmin, juga yang paling banyak adalah pewarna sintetik baik yang berasal dari bahan organic maupun anorganik. Selain itu perlu diperhatikan efek samping dari penggunaan zat pewarna tersebut. Di satu sisi pewarna akan lebih memberikan nilai lebih dari segi tampilan produk namun bila ditinjau dari segi toksisitas, zat pewarna akn mempengaruhi nutrient yang ada dalam bahan pakan.
Proses Kimiawi
Fortifikasi : Penambahan/pengayaan suatu bahan atau zat tambahan
pada suatu produk untuk meningkatkan kualitas produk
tersebut
Coating : Pelapisan komponen nutrisi sehingga tidak terdegradsi
dalam proses digesti
Hidrolisis : Pemecahan struktur dengan zat kimia (asam dan alkali),
dimaksudkan memberikan kemudahan pada aspek digesti
Proses Biologis
Kultur/budidaya : Pemanfaatan/peningkatan nilai ekonomi dan social suatu bahan dengan proses biologis (Kultur sel, Protein Sel Tunggal)
Dekomposisi : Perubahan bentuk fisik/komposisi nutrisi bahan
Fermentasi dengan bantuan aktivitas MO
Proses Gabungan
Proses ini merupakan gabungan diantara ketiga proses diatas, baik fisik-biologis, fisika-kimiawi atau biologi-kimiawi.

Mixing
Sebelum memasuki tahap mixing, bahan pakan yang digunakan harus melalui proses grinding. Proses grinding ada dua macam yaitu:

Pregrind
Pada sistem pregrind, semua bahan baku kasar yang harus dihaluskan akan masing-masing menjalani proses grinding untuk kemudian ke tahap mixing. Kelemahan dari pregrind yaitu kurangnya homogenitas bahan pakan yang dicampur.

Postgrind
Pada sistem postgrind, hasil mixing akan disalurkan ke hammer mill untuk proses grinding yang kedua kalinya. Dengan cara ini akan diperoleh hasil pakan yang sangat halus dan kualitas pellet yang jauh lebih baik. Sistem post grinding cocok untuk feed mill dimana persentase pakan butiran sangat dominant.

Proses mixing
Pada proses mixing yang perlu diperhatikan adalah:
1. Proporsi bahan dan penimbangan
Proporsi bahan harus sesuai dengan imbangan nutrient yang terkandung dalam pakan. Penimbangan bahan-bahan harus dilakukan dengan timbangan yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi terutama untuk bahan-bahan dengan jumlah kecil seperti vitamin, mineral, kalsium karbonat, asam amino kristal, pemacu pertumbuhan, dll.
2. Alat
Mixer vertical
Digunakan untuk menggiling bahan pakan yang kasar. Mixer tipe ini mencampur bahan pakan dengan arah kebawah dan keatas.
Mixer horizontal
Digunakan untuk menggiling bahan pakan yang cair dan halus. Mixer tipe ini mencampur bahan pakan dengan arah samping.
Mixer tabung
Digunakan untuk menggiling campuran bahan pakan kasar, halus dan cair. Mixer ini mencampur bahan dengan arah rotasi
Yang perlu diperhatikan dalam tahap mixing adalah untuk bahan-bahan yang penggunaannya dalam jumlah yang kecil ditambahkan pada bagian terakhir dari mixing.

Proses Pembuatan Pelet
Proses pengolahan pellet terdiri dari 3 tahap yaitu:
Pengolahan Pendahuluan
Ditujukan untuk pemecahan dan pemisahan bahan-bahan pencemar atau kotoran dari bahan yang akan digunakan.
Pembuatan pellet terdiri atas proses pencetakan, pendinginan dan pengeringan.
Perlakuan akhir terdiri dari proses sortasi, pengepakan dan pergudangan
Pada proses pembuatan pellet terdapat proses kondisioning dimana campuran bahan pakan dipanaskan dengan air dengan tujuan untuk gelatinisasi. Tujuan gelatinisasi yaitu agar terjadi pencetakan antar partikel bahan penyusun sehingga penampakan pellet kompak, durasinya mantap, tekstur dan kekerasannya bagus. Gelatinisasi merupakan rangkaian proses yang dimulai dari imbibisi air, pembengkakan granula sampai granula pecah. Pecahnya granula pati disebabkan karena pemanasan melebihi batas pengembangan granula.
Penguapan dalam proses pembuatan pakan berbentuk pellet bertujuan :
Pakan menjadi steril, terbebas dari kuman atau bibit penyakit.
Menjadikan pati dari bahan baku yang ada sebagai perekat.
Pakan menjadi lunak, sehingga apabila diberikan pada ternak ayam maka akan lebih mudah mencernanya. Menciptakan aroma pakan yang lebih merangsang nafsu makan ayam.
Penguapan dilakukan dengan bantuan steam boiler yang uapnya diarahkan ke dalam campuran pakan. Apabila pencampuran dilakukan dengan mixer jenis beton molen, proses penguapan dilakukan sambil mengaduk campuran pakan tersebut. Penguapan tidak boleh dilakukan diatas suhu yang diizinkan, yaitu sekitar 800C. Penguapan dengan suhu terlalu tinggi dalam waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi kandungan beberapa nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino. Beberapa mesin cetak pellet berkapasitas sedang dan besar mempunyai fasilitas penguapan ini. Jadi, penguapan atau steaming tidak dilakukan pada saat pencampuran, tetapi pada saat pencetakan.

Pencetakan
Setelah semua bahan baku tercampur secara homogen, langkah selanjutnya adalah mencetak campuran tadi menjadi bentuk pellet. Banyak jenis mesin yang dapat digunakan, mulai mesin sederhana hingga mesin yang biasa digunakan pada industri pakan. Mesin pencetakan sederhana bisa merupakan hasil modifikasi gillingan daging yang diberi penggerak berupa motor listrik atau motor bakar.
Perbedaan mendasar antara mesin pencetak pellet sederhana dan mesin pencetak pellet yang digunakan di industri pakan terletak pada sistem kerja mesin tersebut. Sistem kerja mesin cetak sederhana adalah dengan mendorong bahan pakan campuran didalam sebuah tabung besi atau baja dengan menggunakan ulir (screw) menuju cetakan (die) berupa pelat berbentuk lingkaran dengan lubang-lubang berdiameter 2-3 mm, sehingga pakan akan keluar dari cetakan tersebut dalam bentuk pellet.
Kelemahan sistem ini adalah diperlukan tambahan air sebanyak 10-20% kedalam campuran pakan, sehingga diperlukan pengeringan setelah pencetakan tersebut. Penambahan air dimaksudkan untuk membuat campuran atau adonan pakan menjadi lunak, sehingga bisa keluar melalui cetakan. Jika dipaksakan tanpa menambahkan air ke dalam campuran, mesin akan macet. Disamping itu, pellet yang keluar dari mesin pencetak biasanya kurang padat.

Pengeringan
Pengeringan pada intinya adalah mengeluarkan kandungan air di dalam pakan menjadi kurang dari 14%. Proses pengeringan perlu dilakukan apabila pencetakan dilakukan dengan mesin sederhana. Jika pencetakan dilakukan dengan mesin pellet sistem kering, cukup dikering-anginkan sajahingga uap panasnya hilang, sehingga pellet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali ke bentuk tepung.
Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran dibawah terik matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Penjemuran secara alami tentu sangat tergantung kepada cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus dijaga dengan baik, jangan sampai tercemar debu, kotoran dan gangguan hewan atau unggas yang dikhawatirkan akan membawa bibit penyakit. Mesin pengering yang umum digunakan sangat beragam, diantaranya oven pengering.
Dalam oven pengering, pellet basah disimpan dalam baki dan oven dipanaskan dengan bantuan kompor minyak tanah, batu bara atau bahan bakar lainnya. Penyimpanan pellet dalam baki tidak boleh terlalu tebal, supaya dihasilkan pengeringan yang merata dan harus sering dibalik supaya tidak gosong. Yang perlu diperhatikan apabila menggunakan alat pengering adalah suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 800 C. Pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi akan merusak kandungan nutrisi pakan, serta membuat pakan menjadi terlalu keras.

Packaging/Pengemasan
Fungsi pengemasan adalah melindungi pakan jadi dari cahaya dan embun serta zat pancemar lingkungan lain. Tujuan pengemasan yaitu:
Mencegah kerusakan
Memudahkan dalam penanganan
Menghindari kontaminasi
Nilai estetika
Yang perlu diperhatikan dalam pengemasan yaitu:
Bahan pengemas harus memperhatikan sifat fisika, kimia dan biologi bahan yang akan dikemas
Derivat polistiren dan polietilen lebih banyak digunakan sebagai bahan pengemas karena tidak mudah dicerna mikroorganisme, kuat dan ringan
Daya tahan suhu bahan pengemas
Tidak mengandung logam beracun

Labelling
Pemberian label pada kemasan perlu dilakukan untuk memberitahukan petani mengenai identitas pabrik dan jenis pakan. Label juga menjelaskan isi dari kantong kemasan. Jika pakan dibubuhi obat, peringatan harus jelas tercantum bersama dengan aturan pakai untuk jenis ternak yang menjadi komoditas dari pakan tersebut.

Warehousing (Pergudangan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dalam gudang yaitu:
Kadar air tidak lebih dari 14%
Pakan harus dikemas dengan menggunakan karung plastic supaya tidak terjadi kontak langsung dengan udara
Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembap, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung
Tumpukan karung pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi dan harus diberikan alas berupa platform dari kayu atau papan dengan ketinggian 10-15 cm dari lantai
Penerapan manajemen pergudangan, pakan yang akan digunakan adalah yang masuk ke gudang lebih awal (fifo-first in first out)

Menjaga kualitas Pelet
Menjaga kualitas pellet dapat kita lakukan dari beberapa segi yaitu:
Bahan Baku
Untuk membuat pakan yang bermutu diperlukan bahan baku yang berkualitas baik. Contohnya jagung kuning, kadar airnya tidak boleh berlebih karena jagung seperti ini kandungan nutrisinya akan menyimpang jauh dari nilai standar. Di samping itu, proses penggilingan menjadi bentuk tepung akan sulit dilakukan. Jagung yang terlalu lama disimpan tanpa ada upaya pengawetan tidak boleh digunakan karena kandungan nutrisinya akan menurun atau bahkan akan menghilang selama penyimpanan tersebut. Begitu juga bahan baku lainnya, seperti bungkil kelapa. Untuk bahan ini, jangan gunakan bahan yang telah tengik karena nutrisinya telah rusak. Apalagi menggunakan bahan baku yang telah berjamur, sangat tidak dianjurkan. Bahan demikian akan menimbulkan racun yang membahayakan ternak. Apabila penyimpanan bahan baku tidak sempurna, dapat dipastikan pakan yang dihasilakan akan berkualitas jelek. Karena itu, penyiapan bahan baku merupakan awal dari keberhasilan pembuatan pakan.

Formula pakan yang baik
Formula yang dibuat harus seimbang dengan kebutuhan nutrien yang diperlukan tidak berlebih atau kurang. Perlu dicermati apabila terjadi kesalahan pada penyusunan formula maka akan dapat mempengaruhi kualitas pellet dan itu juga akan mempengaruhi metabolisme dalam tubuh ternak yang mengkonsumsinya.

Proses Pembuatan pellet
Yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan pellet adalah pada saat proses conditioning. Efek samping yang ditimbulkan oleh proses conditioning yaitu menguapnya asam lemak rantai pendek, denaturasi protein, kerusakan vitamin dan terjadinya reaksi “Maillard” yaitu polimerisasi gula pereduksi dengan asam amino primer membentuk senyawa melanoidin berwarna coklat, prose ini terjadi karena adanya pemanasan. Warna coklat ini akan menurunkan kualitas pellet dari segi penampakan warna pellet. Antisipasi untuk mengatasi hal ini adalah:
Kualitas uap yang dihasilkan oleh steam boiler
Uap yang dihasilkan harus kering dan tidak mengandung uap air ketika masuk pada conditioner. Untuk pakan ruminansia dan pakan yang berserat tekanan uapnya berkisar 4 Bar dan 1 sampai 2 Bar untuk jenis pakan yang mengandung pati.
Percepatan uap air yang masuk dalam conditioner
Penempatan pipa uap airyang masuk ke dalam conditioner
volume bahan pakan yang ada dalam conditioner
Proses pembuatan pellet yang sempurna akan menghasilkan pellet dengan kualitas yang baik.
Bentuk fisik pellet yang baik:
1. Hardness (tingkat kekerasan )
Pellet yang baik mempunyai tingkat kekerasan yang sedang. Pellet tidak boleh terlampau keras atau terlalu lunak.
2. Durabilitas
Durabilitas yaitu kemampuan dari pellet untuk mempertahankan bentuknya dari penanganan atau pada saat pengiriman. Pellet yang baik tidak mudah pecah, tidak retak-retak dan tidak berdebu.
3. Appearance (penampilan)
Pellet yang baik mempunyai ukuran yang agak panjang dan seragam, bentuk rupanya baik dan kompak serta tidak ditumbuhi oleh jamur.
Proses penyimpanan pellet
Pellet yang telah dikemas dijaga supaya tidak terjadi kerusakan selama penyimpanan. Untuk itu, Perlu memperhatikan hal-hal berikut:
Kadar air tidak lebih dari 14%
Pakan harus dikemas dengan menggunakan karung plastic supaya tidak terjadi kontak langsung dengan udara
Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembap, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung
Tumpukan karung pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi dan harus diberikan alas berupa platform dari kayu atau papan dengan ketinggian 10-15 cm dari lantai
Penerapan manajemen pergudangan, pakan yang akan digunakan adalah yang masuk ke gudang lebih awal (fifo-first in first out)
Dengan melihat hal-hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pellet yang baik dimulai dari langkah awal pembuatan pellet yaitu pengadaan bahan baku hingga langkah akhir yaitu penyimpanan. Dengan menjaga kualitas pada setiap step pembuatan pellet.
Daftar PustakaPujoningsih, R. I. 2004. Teknologi Pengolahan Konsentrat. Fapet UNDIP
*Yuni Primandini, S.Pt (dari beberapa sumber)
1. Mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Ilmu Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro Semarang tahun 2007
2. Alumnus Program Studi S-1 Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro Semarang tahun 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar